September 2014 - Raison D'être
Desa Cimonyong merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Naringgul Kabupaten Bandung. Akses menuju desa ini cukup sulit karena harus melewati jalan menanjak yang terjal dan juga berbatu. Mungkin jalan disana merupakan sebuah tantangan yang cukup berat bagi kebanyakan orang yang belum pernah kesana karena akses jalan yang cukup sulit. Namun buat penduduk sekitar sana sudah menjadi hal yang biasa untuk mereka melawati jalan itu. Dan ini adalah sebuah pengalamanku yang akan aku tulis ketika aku mengunjungi desa tersebut untuk mengajar di Sekolah Menengah Pertama yang berada disana. Banyak sekali pelajaran hidup yang dapat aku ambil ketika aku menginjakkan kakiku di Desa Cimonyong. Sedikit cerita pengalamanku yang akan aku ceritakan melalui tulisan ini.

Ceritaku di Cimonyong


Hari Sabtu 19 April 2014, aku berangkat dengan Toshio pukul 06.00 pagi dari sekretariat Astacala Telkom University menggunakan motor. Perjalanan kita menuju Kecamatan Naringgul sekitar 2 setengah jam perjalanan. Dalam perjalanan, kita berdua juga mengalami kecelakaan kecil karena motor kita sempat tidak kuat menanjaki jalan dan motor kita berjalan mundur, tapi kita msih dapat melanjutkan perjalanan. Pukul 09.30 kita sampai di Kecamatan Naringgul dan kita istirahat sejenak untuk mengisi perut kita yang masih kosong. Pukul 10.15 selesai mengisi perut, kita melanjutkan perjalan menuju Desa Cimonyong, namun aku harus naik ojek untuk menuju kesana karena motor yang kita naiki tidak memungkinkan untuk dipakai boncengan. Baru 20 menit perjalanan, ban ojek yang aku naiki bocor dan terpaksa tukang ojek yang bersama saya harus turun kebawah dulu untuk menambal ban, tetapi Toshio sudah berjalan jauh dari aku dan terpaksa aku harus menunggu sendirian ojek yang aku naiki menambal ban dulu. Hampir setengah jam aku menunggu, akhirnya tukang ojek nya datang dan aku melanjutkan perjalananku. Semakin lama perjalanan, jalan semakin menanjak dan tanganku juga mulai merasa pegal harus menahan agar aku tidak jatuh kebelakang. Dalam batinku berkata, "Masyaallah jalannya ekstrim banget, yang jelas ini lebih ekstrim daripada jet coaster".

Sekitar pukul 12.00 akhirnya sampai juga di SMPN Sukamanah di Desa Cimonyong. Sampai disana keringatku pun berkucuran dan tanganku terasa kaku padah si tukang ojek tidak ada keringat sama sekali padaha dia memboceng aku dan juga membawa bawaan karung yang berat yang entah itu berisi apa aku juga tidak tahu. Sampai disana, aku disambut oleh Pak Diman Kepala Sekolah SMPN Sukamanah dan juga guru-guru seperti Pak Diding, Bu Wiwin dan guru yang lainnya dan juga Toshio yang sudah sampai sekitar 20 menit sebelum aku sampai. Disana kami berdua disambut baik oleh guru-guru disana. Kami ngobrol-ngobrol cukup lama sembari menunggu siswa-siswa istirahat siang yang nantinya kami akan memberikan try out untuk mereka.

Setelah cukup lama mengobrol dengan guru-guru, kami berdua sholat Dhuhur terlebih dahulu kemudian pukul 12.50 kami berdua masuk kelas untuk memberikan try out. Try out yang saat itu kami berikan adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum memulai try out kami memperkenalkan diri kami berdua dan siswa juga diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing. Selesai ngobrol-ngobrol sebentar dengan siswa, pukul 13.00 kami berdua memulai try out dan siswa diberikan waktu satu setengah jam untuk mengerjakan soal try out hingga pukul 14.30. Dalam mengerjakan soal try out yang kami berikan, para siswa cukup tenang dalam mengerjakannya.

Setelah siswa selesai mengerjakan try out, kami membahas soal-soal try out yang telah mereka kerjakan dan lembar jawaban mereka di tukarkan ke masing-masing siswa untuk di cocokkan. Dan ini adalah pengalaman pertama kali saya untuk mengajar. Meskipun dalam perasaan masih ada sedikit rasa grogi untuk mengajar didepan  banyak siswa tapi saya berhasil juga untuk mengajar, ya mungkin kalo menurut saya masih dapat nilai 60 untuk cara mengajar saya ("Harap maklum lah, baru pertama kali. Hehehe..."). Selesai membahas soal try out, kami berdua ngobrol-ngobrol dan memberi motivasi untuk semua siswa agar mereka juga bersemangat untuk sekolah. Kami berdua juga meminta 2 orang yang berani maju kedepan kelas untuk menceritakan cita-cita mereka dan nantinya akan kami berikan hadiah berupa topi. Berhubung siswa-siswa masih pada malu-malu, kami pun akhir nya menyuruh perwakilan 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan untuk maju kedepan kelas. 2 orang yang kami pilih untuk maju adalah Rizal dan Cucu.

Yang pertama maju Rizal. Dia setelah lulus SMP ingin melanjutkan SMA dan dia mempunyai cita-cita sebagai seorang guru karena dia ingin membantu dan mengajar anak-anak di Desa ini. Kemudian berikutnya Cucu, dia juga ingin melanjutkan SMA setelah lulus SMP dan dia bercita-cita menjadi dokter karena dia ingin mengobati ibunya yang sakit. Melihat semangat mereka dan cita-cita yang mereka inginkan membuat hati saya tersentuh. Biarpun mereka anak-anak desa, tapi mereka mempunyai cita-cita dan semangat untuk mencapai cita-cita mereka.

                                                                             Cucu            

                                                                             Rizal


"Aku harap mereka bisa mencapai cita-cita yang kalian inginkan dan untuk semua siswa SMP Sukamanah tetap semangat untuk mencapai cita-cita kalian".


Selesai mengajar dan memberi motivasi kepada semua siswa, aku dan Toshio menuju rumah Pak Diding untuk beristirahat disana. Di rumah Pak Diding, kami berdua disuguhi makanan yang belum pernah aku makan sebelumnya. Walaupun terlihat sederhana dan sebelumnya aku sempat berfikir, "Ini makanan apa ya, aku belum pernah tau makanan seperti ini". Tapi setelah aku mencobanya sendiri, ternyata makanan nya benar-benar makanan yang enak dan nikmat yang belum pernah aku makan sebelumnya. Saking enaknya, aku sampai tambah lagi (Hehehe...). Selesai makan, kami berdua bersantai sejenak hingga pukul 19.00 malam. Setelah itu kami berdua mengunjungi rumah Bu Wiwin sembari menunggu Oca dan Gianto yang sedang menuju kesini.

Di rumah Bu Wiwin, kita ngobrol-ngobrol. Bu Wiwin juga bercerita-cerita tentang kehidupan anak-anak di Desa ini. Dan ternyata aku baru tahu ternyata anak-anak perempuan di Desa ini setelah lulus SMP kebanyakan langsung menikah dan yang laki-laki kebanyakan langsung bekerja. Bu Wiwin juga bilang bahwa guru-guru disini merasa senang kalau ada kami dari Astacala yang mau membantu mengajar disini karena dengan adanya kami disini dapat membantu siswa-siswa dalam belajar dan juga agar dapat memotivasi siswa-siswa untuk  melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Lama ngobrol-ngobrol di rumah Bu Wiwin, pukul 22.00 kita berdua kembali ke rumah Pak Diding untuk beristirahat.

Keesokan paginya, kita berdua sarapan pagi dan setelah itu bersantai sejenak untuk menikmati udara pedesaan yang benar-benar sangat segar yang sudah tidak ada di daerah perkotaan. Pukul 09.00 Oca dan Gianto belum juga datang padahal seharusnya mereka sudah datang untuk memberikan try out kepada siswa. Akhirnya kita berdua mengisi waktu itu dengan memberikan permainan untuk mengingat pelajaran-pelajaran mereka yang telah dipelajari.

Pukul 11.30 Oca dan Gianto datang bersama teman-teman Gianto. Oca dan Gianto terlihat lelah sekali karena mereka berjalan dari rumah Pak Diman hingga tempat ini sedangkan teman-teman Gianto menaiki ojek. Pukul 12.30 Gianto mengisi try out kepada siswa-siswa hingga pukul 15.30. Setelah itu kami semua bersiap-siap untuk pulang dan tiba-tiba hujan, kami pun menunggu hujan reda karena jalan yang dilalui juga cukup bahaya kalau dilewati saat hujan. Pukul 17.00 hujan telah berhenti, dan kami berpamitan kepada keluarga Pak Diding yang telah memberikan kami tempat menginap. 

Saat perjalanan pulang aku pun mencoba untuk menaiki sepeda motor sendirian dan yang lain berjalan. Benar-benar terasa sekali jalannya, berasa menaiki motor cross ditambah lagi jalan yang sangat licin karena habis hujan. Beberapa kali ban motornya tergelincir dan aku harus turun untuk mendorong motornya.  Saya juga sempat jatuh karena jalan bebatuan yang sangat licin. Sekitar 2 setengah jam-an perjalanan dari Desa Cimonyong hingga bawah, kami pun beristirahat di rumah Pak Diman sekalian mengambil motor Oca, Gianto dan teman-temannya yang dititipkan di rumah Pak Diman. Di rumah Pak Diman kami diberi hidangan malam yang cukup untuk mengisi perut kami yang juga sudah berkeroncongan.

Pukul 20.00 kami berpamitan kepada keluarga Pak Diman dan kami pun langsung pulang dan sampai pukul 24.00.

Ini adalah benar-benar pengalamanku yang berkesan sekali karena ini adalah pengalaman pertama kali buatku. Karena dari situ semua aku juga memperoleh pelajaran tentang kehidupan dan juga harus banyak bersyukur atas apa yang dapat aku nikmati sampai sekarang ini. Semoga pengalaman ini tidak hanya sekali saja. Mungkin cukup sekian dulu pengalamanku yang bisa aku tulis, kalau ada pengalaman baru akan aku tulis lagi.

Foto-foto di Cimonyong


 
Rumah Pak Diding



SMP Sukamanah 







Kegiatan Try Out



Selfie Cuy









Jalanan Menuju Desa Cimonyong
Copyright © 2012 Campuranz Blogger Templates