September 2016 - Raison D'être
Waktunya nulis lagi nih. Dari dulu tulisan gua agak kaku keliatannya, sekarang tulisan gua bikin non formal aja lah biar agak enjoy kalo baca nya. Gak usah kelamaan ngomong ah, langsung aja gua ceritain pengalaman gua waktu nanjak di Manglayang.

Berangkat ke Manglayang

Waktu itu kebetulan pas long weekend, tanggal 6 Mei 2016 gua berangkat naik di gunung Manglayang bareng temen-temen gua. Gua berangkat bareng sama temen-temn gua antara lain Bayok, Wingko, Ozi, Deny, dan Anjar. Planning naik ke Manglayang udah kita persiapin beberapa hari sebelumnya dan kita pun juga udah cari-cari info di internet. Akhirnya kita putuskan akan naik gunung Manglayang lewat jalur Barubereum,

Perjalanan kami menuju Barubereum sekitar 2,5 jam an karena kami belum pernah kesana. Kami start dari kontrakan kami ynag berada di Bojongsoang pukul 15.00 sore. Sampai di Jatinangor sekitar pukul 15.45. Di Jatinangor kami mencari ayam dulu karena kami cari di Bandung sudah kehabisan dan akhirnya di Jatinangor kami beli ayam di warung. Setelah dapat ayam, kami melanjutkan perjalanan kami menuju arah Kiarapayung karena jalur pendakian Barubereum berada di wilayah Kiarapayung.

Jalan dari Jatinangor menuju Barubereum tidak terlalu sulit dicari, dari ITB Jatinangor kita hanya perlu menuju ke arah utara dengan jalan naik terus keatas. Dari Jatinangor menuju Barubeureum sekitar 1,5 jam an karena gw dan temen-temen gw belum tahu jalan. Jalan menuju Barubereum awal nya masih jalan aspal kemudian setelah mendekati pos pendakian mulailah jalan berubah menjadi jalan-jalan berbatu hingga pos pendakian.

Pukul 17.30 gw dan temen-temen gw sampai di pos pendakian Barubereum. Kemudian kami istirahat sebentar sekalian menunggu maghrib karena waktu udah hampir masuk maghrib. Sebelum melakukan pendakian, gw dan temen-temen sholat terlebih dahulu karena sudah maghrib dan juga mengisi air untuk keperluan pendakian. Pukul 18.30 gw dan temen-temen mulai ngedaki dan seperti biasa sebelum melakukan pendakian gw berdoa bersama temen-temen.

Track awal yang kami lalui seperti jalur-jalur pendakian gunung lain yaitu masih cukup landai. Sekitar 30 menit an gw dan temen-temen jalan, jalan pun akhir nya mulai menanjak terus dan cukup terjal. Di tambah lagi track yang sangat licin karena sebelumnya habis diguyur oleh ujan membuat jalan gw dan yang lainnya agak merosot-merosot. Tanjakan pun mulai tiada ampun sehingga membuat Bayok yang sebelumnya ceria mulai mengganti wajahnya dengan wajah-wajah orang putus asa tanpa ada senyum di wajah. Terlebih lagi track yang kita lewati tidak se ringan bayangan dipikiran kami semua. Bayok pun yang mengira track tidak bakal se berat ini akhirnya mulai merasa ini bukan camping ceria karena awalnya kita menginginkan camping dengan medan track yang ringan. Ya kalo gw pikir, namanya gunung ya kayak gini nih.

Jalan pun masih terus menanjak dengan jalan yang licin dan suatu ketika ada tanjakan yang tanahnya sangat rata dan tidak ada tempat untuk kaki berpijak sehingga lumayan sulit untuk didaki karena licin, mungkin kalau tidak licin tidak terlalu sulit. Akhirnya kami berjalan satu persatu untuk melewatinya dan tibalah giliran Bayok jalan. Bayok pun jalan perlahan-lahan dan akhirnya bayok sudah jalan menanjak sekitar 3 meter an dan naas nasib Bayok yang akhirnya harus terperosot kebawah lagi. Dan kebetulan saat itu di belakang Bayok ada Ozi kemudian gw yang paling belakang. Terperosotnya Bayok bagaikan mainan yang meluncur dengan kencang yang kemudian meneros penghalang yang ada. Ketika Bayok terperosot pertama ditahan oleh Ozi namun akhirnya Ozi pun ikut terperosot juga dan terakhir tibalah giliran gw untuk menahan mereka berdua, namun apa yang terjadi?!? Gw akhirnya tumbang juga dan untung nya dibelakang gw ada pohon yang cukup kuat sehingga kami bertiga dapat tertahan disana dan tidak terperosot lebih jauh lagi. Entah apalah yang bakalan terjadi kalo gak ada pohon dibelakang gw. Paling gw bertiga bakalan perosotan sampe bawah dah. Dan dari kejadian ini yang buat gw ingin ketawa adalah ekspresi Bayok yang tidak ketakutan ataupun berteriak dan sebagainya ketika terperosot, namun ketika Bayok terperosot ekspresi wajah nya hanyalah tapres dan pasrah.

Setelah kejadian perosotan tersebut, wajah Bayok pun mulai menunjukkan wajah orang yang semakin putus asa sampai suatu ketika Bayok bilang, "Mending munggah Papandayan, paling gak bakal koyok ngene dalane"(Artinya: "Mending naik Papandayan, paling gak bakal seperti ini"), sambil  menyalahkan Deny karena ini adalah usulan Deny untuk naik Manglayang.

Akhirnya pukul 21.30 gw dan temen-temen sampai dipuncak bayang yang menjadi tujuan tempat camp kita. Sampai dipuncak bayangan ternyata sudah cukup banyak pendaki yang mendirikan camp dan untungnya kita masih dapet tempat untuk mendirikan 2 tenda kemudian lagsung lah kami begegas mendirikan tenda. Selesai mendirkan tenda kami langsung membuat api untuk membakar ayam yang telah kami persiapkan. Ternyata lama juga kita menyalakan api padahal udah bawa arang dan juga spirtus.

Setelah arang menjadi bara, kita lagsung bersiap mengambil bagian ayam masing-masing dan membakarnya. Untungnya gw dan temen-temen udah bontot nasi dari kontrakan jadi setelah ayam bakar siap tinggalah kita menyantapnya dengan nasi bontotan kami. Wah, emang top dah makan ayam bakar di gunung rame-rame bareng temen. Inilah yang paling gw suka dari naik gunung, yaitu kebersamaan bareng temen.

Selesai makan, kita ngopi dan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-canda. Padahal Bayok yang tadinya selama perjalanan naik udah gak bisa ketawa dan gak bisa diajak bercanda akhirnya udah bisa cekakaan lagi pas udah camp dipuncak bayangan. Akhirnya camping kita semua bener-bener jadi camping yang ceria.



Camp di puncak bayangan

Menuju Puncak

Pukul 06.00 gw gw dibangunin Bayok dan Deny tapi gw masih agak ngantuk dan masih mager buat bangun jadi gw pilih buat tidur lagi. Kemudian gw bangun lagi sekitar pukul 06.45. Setelah gw bangun ternyata Bayok, Deny, Anjar udah foto-foto cari sunrise. Stelah gw bangun, akhirnya gantian gw, Wingko, dan Ozi foto-foto juga deh.





Foto-foto dipuncak bayangan

Selesai kita semua foto-foto, waktunya sarapan buat kita. Pagi ini, kita sarapan mie kuah aja gak pake lauk. Ya emang kita cuma persiapan miedoang soalnya juga cuma semalem doang di Manglayang.Seesai sarapan gw dan temen-temen berangkat menuju puncak Manglayang dan mennggalkan barang-barang didalem tenda.

Lupa jam berapa gw dan temen-temen naik ke puncak yang jelas dari puncak bayangan sampe puncak sejam kurang aja. Dipuncak kita beristirahat dan seperti biasa kita semua pada foto-foto mumpung ada dipuncak. Ternyata puncak Manglayang cukup luas dan tertutup oleh pepohonan. Di puncak juga terdapat sebuah makam, tapi gak tau juga makam siapa.



Puncak Manglayang

Kurang lebih setengah jam an gw dan temen-temen dipuncak, setelah itu kita langsung turun lagi ke puncak bayangan buat packing. Setelah kita packing semua peralatan dan juga cleaning sampah, kita langsung turun kebawah ke pos pendakian.

Sampai di pos pendakian, kita makan-makan dulu di warung sambil ngopi juga pastinya. Kemudian sekitar pukul 14.00 kita kembali menuju Bandung dan sampai dengan selamat di konrakan lagi sekitar pukul 16.00.

Hari Pertama Pendakian


Jum'at, 25 Maret 2016 pukul 07.00 kami seluruh peserta dan juga panitia sarapan pagi sebelum berangkat menuju titik start pendakian. Selesai sarapan pagi, kami semua melakukan pemanasan dulu sebelum berangkat. Pukul 08.00 kami semua secara bergantian diangkaut oleh 2 mobil meuju titik start pendakian. Sebelum melakukan pendakian kami semua berdoa terlebih dahulu agar diberikan kelancaran pada pendakian kami ini, kemudian kami semua mulai berangkat dari titik start sekitar pukul 09.00.



Sebelum melakukan pendakian

Awal perjalanan kami diawali secara berkelompok sesuai yang telah dibuat oleh panitia, namun akhirnya masing-masing kelompok mulai berpencar-pencar. Kalau saya sendiri berjalan santai dengan Tyo, Gerry, Radian, Riyadi, Ibnu, dan Abdul. Kami bertujuh berjalan santai dan saling mengobrol-ngobrol sehingga membuat suasana perjalanan kami tidak garing. Sekitar pukul 13.00 siang kami telah sampai ditempat istirahat yaitu di pos 2. Disini kami dan juga semua peserta pendakian melakukan ishoma sebelum melanjutkan perjalanan menuju tempat camp malam ini yaitu di pos tentara.

Istirahat di pos 2 jalur Baturaden

Sembari beristirahat, masing-masing dari kami ada yang melakukan sholat dan juga ada yang memasak mie untuk mengganjal perut kami terlebih dahulu. Kemudian selesai sholat dan makan mie, kami bertujuh melanjutkan perjalanan kami lagi.

Hari pun semakin sore dan kami bertujuh pun mulai agak terpecah karena Gerry, Radian, dan Riyadi ternyata tertinggal cukup jauh antara saya, Tyo, Abdul dan Ibnu. Sekitar pukul 16.00 langit mulai nampak mendung kemudian kami pun diguyur hujan yang cukup deras sehingga membuat jalan kami semakin agak melambat karena beban terasa lebih berat ketika diguyur hujan. Hingga haripun mulai gelap, saya berempat mulai merasa cukup kelelahan juga dan nampaknya pos tentara pun juga masih lumayan jauh sehingga kami berempat terpaksa harus berhenti karena hujan pun juga tak kunjung berhenti karena 2 tenda kami bawa, sedangkan Gerry, Radian , dan Riyadi juga belum terlihat di belakang kami. Akhirnya, kami berempat memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke pos tentara dan memutuskan untuk mencari tempat yang agak lapang untuk mendirikan camp sambil menunggu Gerry, Radian, dan Riyadi datang. Sekitar pukul 18.00 kami mendapatkan tempat yang cukup lapang yang dapat digunakan untuk mendirikan 3 tenda kapasitas 4. Kami pun kemudian langsung mendirikan tenda dan memasang flysheet. Tak lama kemudian nampak cehaya headlamp seseorang menghampiri kami berempat dan ternyata itu adalah Gerry. Gerry pun langsung berbicara pada kami, kalau Radian dan Riyadi masih berada dibelakang kami dan mereka berhenti karena mereka juga sudah merasa tidak kuat melanjutkan perjalanan lagi dengan membawa beban. Kemudian saya pun bertanya pada Gerry apakah tempat mereka berdua jauh atau tidak dan kata Gerry tempat mereka berdua tidak jauh. Akhirnya saya pun bergegas berlari menyusul mereka berdua. Ternyata ketika bertemu Radian dan Riyadi memang tidak jauh dari tempat saya, namun ketika Radian dan Riyadi saya ajak menuju tempat camp, Radian pun merasa tak sanggup membawa kerir nya. Dengan rasa kesetiakawanan saya pun dan berhubung fisik saya juga masih kuat, akhirnya saya pun membawakan kerir Radian sampai ke tempat camp.

Sampai ditempat camp kembali, saya meneruskan lagi bersama teman-teman yang lain menyelesaikan mendirikan tenda dan memasang flysheet dan sebagian menyiapkan minuman panas untuk menghangatkan tubuh. Iya inilah salah satu dari asyiknya mendaki gunung, walupun kita baru mengenal satu sama lain, tapi kita semua dapat bekerjasama saling bantu-membantu satu sama lain dan dapat cepat akrab satu sama lain.

Lanjut cerita, selesai mendirikan camp, kami pun menyiapkan makan malam kami yang tak lama kemudian datang seseorang lagi yaitu Pak Imanuel sendirian yang kemudian mendirikan tenda juga disamping tenda kami. Selesai makan malam, kami ngopi-ngopi sebentar dan juga bercengkrama sejenak sebelum kami semua tidur. Sekitar pukul 21.30, kami pun mulai bergegas untuk tidur dan memulihkan stamina kami untuk perjalanan kami besok.

Hari Kedua Pendakian

Sabtu, 26 Maret 2016 pukul 08.30 pagi kami pun mulai bangun karena matahari sudah mulai menyinari tempat camp kami. Setelah kami bangun, kami bangun, kami mu bergegas menyiapkan sarapan pagi karena kami bangun juga cukup siang. Ternyata ketika kami menyiapkan sarapan, Pak Imanuel telah selesai sarapan dan juga telah selesai packing dan kemudian Pak Imanuel berangkat mendahului kami karena kami sendiri yang belum melakukan apa-apa. Kemudian pukul 10.30 kami bertujuh telah selesai sarapan dan packing kemudian kami langsung melanjutkan perjalanan kami.

Sekitar pukul 13.30 siang, akhirnya kami baru tiba di pos tentara yang semestinya menjadi tempat camp kami. Ternyata di pos tentara semua peserta sudah meninggalkan pos tentara dan hanya ada beberapa panitia yang masih menunggu disitu. Di pos tentara kami pun mengisi air terlebih dahulu karena setelah pos tentara tidak ada sumber air lagi. Setelah mengisi air di pos tentara kami melanjutkan perjalanan kami lagi. Dari pos tentara, perjalanan kami kembali lagi diguyur oleh hujan lagi walaupun tidak sederas hujan dihari sebelumnya.

Sekitar pukul 15.00 kami sampai di pos 4. Disana kami bertemu dengan teman-teman cozmeed kami yang sedang beristirahat juga. Setelah beberapa menit kemudian datang lagi teman-teman cozmeed yang lain seperti bang Lay, mbak Imah, pak Ade, pak Cakil dan satu lagi lupa saya namanya. Di pos 4, kami mengobrol-ngobrol terlebih dahulu. Lama kami berbincang, saya pun bersama Tyo, Gerry, Radian memutuskan untuk bermalam di pos 4 ini karena perjalanan dari pos 4 menuju pos Plawangan juga masih cukup lama karena fisik kami juga udah mulai berkurang juga. Namun, Abdul dan Ibnu pun pergi melanjutkan menuju pos Plawangan dan akhirnya kami meminjam tenda Abdul karena tenda rombongan kami dibawa oleh Riyadi yang sudah jalan cukup jauh didepan kami.

Kemudian pak Ade pun dapat kabar kalau ada pendaki lain yang sudah kecapekan dan terkena hypo. Karena pak Ade dan temannya masih merasa capek juga karena belum lama baru samapai, akhirnya pak Ade meminta tolong pada kami yang masih mampu untuk membantu menjemput 2 orang pendaki yang berada dibawah. Akhirnya saya pun dan Gerry dengan sukarela menjemput ke bawah. Kurang lebih 10 menit perjalanan menuju ke bawah akhirnya saya dan Gerry bertemu dengan mereka yaitu bang Dedy dan bang Tanu. Ternyata yang terkena hypo bang Dedy dan bang Tanu menemaninya. Saya pun akhirnya saya dan Gerry mengajak mereka menuju pos 4 dan saya membantu membawakan kerir bang Dedy yang memang berat sekali. Perjalanan dari tempat menjemput mereka berdua hingga pos 4 kurang lebih 20 menitan karena jalan menanjak dan juga kerir bang Dedy yang saya bawa sangat berat juga.

Pukul 17.00 kami semua yang di pos 4 mulai mendirikan tenda. Tempat untuk mendirikan camp di pos 4 cukup sempit namun untungnya pas untuk kami. Kami mendirikan 3 tenda dengan 2 tenda kapasitas 4 dan 1 tenda kapasitas 2 itu pun sangat berdempetan sekali. Setelah kami mendirikan camp, kami melanjutkan aktifitas camp kami dengan menyiapkan makan malam dan juga membicarakan untuk melanjutkan perjalanan kami nantinya.

Setelah makan dan membicarakan untuk melanjutkan perjalanan kami, kami semua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami dari pos 4 berangkat pukul 01.00 dini hari agar sampai di pos Plawangan pagi karena jika sampai pos plawangan siang hari, kami pun bakan kesorean sampai dipuncak.

Hari Ketiga Pendakian

Pukul 01.00 dini kami pun mulai bangun dan ngopi-ngopi dulu untuk menghangatkan badan di pos 4 karena udara lumayan dingin. Setelah ngopi-ngopi sejenak, kami mulai packing dan membereskan camp. Sekitar pukul 02.00 kami bersepuluh siap untuk melanjutkan perjalanan kami. Sebelum berangkat, kami berdoa bersama terlebih dahulu untuk kelancaran pendakian kami dan perjalanan pun dimulai, saya pun berjalan didepan sebagai leader kali ini dan pak Ade dibelakang sebagai sweeper.

Lama kelamaan perjalanan kami semakin berat karena jalan yang mulai terjal dan juga kanan atau kiri kami yang sudah mulai terlihat jurang-jurang yang cukup mengerikan. Diperjalanan menuju pos Plawangan kami juga disuguhkan oleh jalan menanjak yang melewati terowongan ranting-ranting yang cukup rendah sehingga mengharuskan kami untuk melepas kerir kami dan menyeretnya. Memang jalan via Baturaden ini cukup berat katanya dibandingkan jalur pedakian gunung Slamet yang lain.

Terowongan ranting jalur jalur menuju Plawangan

Sekitar pukul 06.00 pagi cahaya matahari pun sudah menyinari kami dan kami sampai dipertigaan bertemunya jalur Kaliwadas. Disanapun pos Plawangan sudah mulai nampak dan juga puncak Slamet sudah terlihat. Disana kami menyempatkan berfoto terlebih dahulu. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami dan sekitar pukul 08.00 kami tiba di pos Plawangan.

Pertigaan jalur Baturaden dan Kaliwadas menuju Plawangan

Di pos Plawangan kami bertemu dengan rombongan cozmeed yang lain dan juga akhirnya kami bertemu lagi dengan Riyadi, Abdul, dan Ibnu. Disini kami ngemil-ngemil terlebih dahulu karena perut kami yang sudah sangat keroncongan. Sebenarnya kami ingin memasak makanan terlebih dahulu sebelum summit, namun pak Ade menyuruh kami untuk melanjutkan perjalanan lagi menuju puncak karena dikawatirkan sampai puncak terlalu siang karena apabila sudah siang, bau belerang dipuncak akan sangat menyengat. Dengan terpaksa, akhirnya kami mulai mealanjutkan perjalanan kami menuju puncak.

Plawangan

Sekitar pukul 12.30 siang saya dan Tyo akhirnya sampai juga dipuncak. Perasaan senang dibalut dengan rasa capek yang teramat sangat, saya pun mengucapkan rasa syukur saya karena akhirnya saya dapat sampai di puncak tertinggi di Jawa Tengah ini dengan selamat dan saya juga teringat ketika perjalanan menuju puncak tadi hampir saja saya terkena hantaman batu besar yang berukuran se-helm hampir menimpa saya. Saya pun merasa bersyukur karena Allah masih menyelamatkan saya.



Foto di puncak gunung Slamet


Di puncak Slamet, kami semua berfoto-foto untuk mengabadikannya. sekitar pukul 14.00 kami semua mulai turun dari puncak melalui rute Bambangan, dari puncak kami harus turun secara perlahan-lahan karena trek cukup licin yaitu trek batun berpasir, sanagat berbeda dengan gunung Semeru yang treknya pasir yang cukup banyak senhingga bisa berseluncur dengan cepat.

Akhirnya saya, Tyo, dan Gerry tiba terlebih dahulu di batas vegetasi dan mengambil nafas sejenak diditu. Tak lama mengambil nafas, saya bertiga langsung melanjutkan perjalanan lagi karena kami bertia sangat kehausan karena sudah kehabisan air. Kami pun berjalan agak cepat hingga saya beberapa kali terpeleset karena jalan yang cukup licin karena habis terkena air hujan dan ditambah kondisi tubuh yang mulai drop karena kami belum saya belum sarapan. Setelah kami sampai di pos 7, kami berharap ada orang disana agar kami bisa meminta air, namun ternyata di pos 7 kosong tidak ada orang, akhirnya kami pun bergegas lagi melanjutkan perjalanan kami langsung menuju pos 5 karena disana ada panitia dari cozzmeed yang stay disana. Sekitar pukul 17.00 kami bertiga sampai di pos 5 dan ternyata di gubuk pos 5 sudah cukup ramai dengan panitia dan mapala yang sedang istirhat disana juga. Kami bertiga pun diberikan minuman hangat dan juga dibuatkan mie yang akhirnya cukup untuk menghangatkan dan mengisi perut kami yang sangat keroncongan.

Kemudian beberapa menit kemudian, rombongan cozmeed yang lain mulai datang secara bergiliran di pos 5 ini. DI pos 5 ini kami semua akhirnya dibuatkan makan malam, kemudian makan malam bersama setelah itu kami semua mulai membicarakan untuk masalah turun dengan panitia. Saya, Tyo, Radian, Gerry, bang Lay, bang Dedy, dan bang Tanu memutuskan untuk menambah hari hingga besok karena kondisi kami sudah cukup drop karena perjalanan kami yang cukup panjang dari pos 4 Baturaden hingga pos 5 Bambangan dan ditambah selama itu kami tidak sarapan sehingga fisik kami merasa sangat drop ditambah lagi waktu itu sudah sekitar pukul 19.00 malam dan juga jalanan guyur oleh hujan rintik-rintik. Kami pun cukup menyadari kondisi fisik kami apabila harus memaksakan perjalanan hingga Bambangan. Akhirnya pak Ade pun mengatakan kepada kami tidak apa-apa, tapi panitia tidak bertanggung jawab karena waktu pendakian berakhir pada hari ini.

Sekitar pukul 19.30 sebagian dari kami semua, panitia dan juga mapala yang ada disitu melanjutkan perjalanan mereka kebawah dan kami bertujuh pun bermalam di pos 5.

Hari Keempat Pendakian

Pukul 06.00 pagi kami mulai bangun satu-persatu kemudian kami bersiap-siap berpesta makanan karena kami mendapatkan sisa-sisa logistik dari mapala semalam yang ditinggalkan untuk kami bertujuh. Kami pun makan-makan besar hingga cukup kenyang. Kemudian pukul 08.30 kami telah selesai packing dan beres-beres kemudian kami berdoa sebelum melakukan perjalanan turun kami agar nantinya diberikan kelancaran hingga Bambangan.


Pos 5 jalur Bambangan


Setelah menempuh perjalanan cukup lama, sekitar pukul 13.30 siang kami tiba di pos 1. Disitu kami ngopi-ngopi terlebih dahulu di warung dan juga ngemil-ngemil gorengan sambil menuggu hujan agak mereda.

Warung pos 1 jalur Bambangan

Cukup lama kami beristirahat dan ngopi, pukul 14.30 kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju pos perijinan Bambangan dan akhirnya kami sampai dengan selamat di pos perijinan Bambangan pukul 16.30 sore. Disana kamipun bertemu seorang panitia dari cozmeed juga yang sudah menunggu kami kemudian kami pun langsung naik mobil untuk menuju purwokerto dan ternyata ketika kami naik mobil, kiata sudah tidak mendapat jatah dari cozmeed dan mau tidak mau kami semua harus membayar nya dengan biaya Rp.50000 perorang. Pertama mobil pun mengantar bang Lay menuju stasiun Purwokerto karena bang Lay sudah membeli tiket kemudian terakhir mengantar kami berenam ke terminal Purwokerto dan disana akhirnya kami semua berpencar menuju bus tujuan masing-masing.

Pintu masuk pendakian jalur Bambangan


Alhamdulillah, akhirnya saya tiba dengan selamat di Bandung lagi pukul 03.00 dini hari.
Copyright © 2012 Campuranz Blogger Templates